Celoteh
Seandainya sawah dan ladang di desa tak jadi kavlingan
Seandainya anak muda mau belajar dan tak berdiam dalam goyangan
Seandainya burung di atas padi menurut pergi saat krompayang kaleng terberi
Seandainya sumber mata air ini tak jadi ranah berfitnah kaum muda
Aku melihat, aku mendengar, aku merasakan
Kata ibu bapak petani di sana sudah lelah
1 – 2 petani itu termenung sambil menyeka peluh dan bulir kerugian
Kerugian menggarap sawah yang hasil tak seberapa
Anak muda di sana menghardik kapitalis
Katanya tak dapat tempat mengais
Katanya lagi, pekerja yang terpilih dari lian garis
Lalu, demonstrasi lagi berharap digubris
Bolehkah berandai jika rizky itu datang dari agrari yang mati suri?
Tidak mudah, memang
Tanah sekerasa baja, gulma menggurita, jaminan akta merajalela
Sekali lagi, tidak mudah!
Bukan ribuan, tapi berhektar ukurannya
Hasilnya apa? Siapa pengelola? Jawabnya sama masih “Belum ada”
Pemuda kita sibuk membuka situs pemersatu bangsa
Yang katanya sulit mencari upah
Sementara, petani tetap bertahan pada padinya
Meski zat kimia sudah melelang buana di tanah tercinta
Akh, begitulah demikian roda celoteh kami
Fitria Sari
-Pdn, Juli 2023