Betapa menakutkannya bertemu denganmu hai manusiakuSosok dengan rasa yang tetap ada, namun tak lagi mau memilikikuSakitnya karena pada akhirnya kisah inimenjadi asing, untukmu dan untukkuSampai
SelengkapnyaDua kursi merah tertata apik berhadapanDi ujung sana kapal tongkang siap berlayarMereka berdua bahagia saling tertawan Pagi itu terasa matahari enggan berbinarKatanya “aku akan menjual
SelengkapnyaApakah saya harus meminta maaf untuk seonggok kebahagiaan saya?Atau saya harus merasa bersalah karena mampu tersenyum di waktu tidur?Percayalah, saya menunggu sebuah masa meski nyatanya
SelengkapnyaKetika Sang Maha Rasa tau mana doa yg diijabah atau dilarung ke samudraTerasa hampa ketika angin bertepa tanpa suaraMenuai hawa diantara rumput kering dan gubuk
SelengkapnyaSeandainya sawah dan ladang di desa tak jadi kavlingan Seandainya anak muda mau belajar dan tak berdiam dalam goyangan Seandainya burung di atas padi menurut
SelengkapnyaDalam bahasa Jawa, itu artinya “sudah, buruan”.Kalau diingat-ingat banyak sekali konteks yang sering dikaitkan dengan dua kata pamungkas ini.“wes, ndang nikah”“wes, ndang punya anak”“wes, ndang
SelengkapnyaTerik menyengat pukul tiga belasBunyi metromini dan kernet berbalasKu sigap meski tergagapMelompat turun berdegap Ku tunggu Yolanda, sang seniman jalananPada gang Jakarta yang penuh kerumunanYolanda
Selengkapnya“…Kata mbak Pi, calon suamimu itu melambai, kayak perempuan, kalem gitu lho..” komentar tetangga Aku merasa geli Komentar tetangga yang tak jarang bernada iri Ironisnya
SelengkapnyaAku emosi Karena aku selalu ditanyai “Apakah sudah isi?” Mereka bertanya sambil menunjuk perut ini Sebetulnya aku belum terlalu lelah menjawab pertanyaan mereka yang penuh
SelengkapnyaLangit ku biru terang.. mengiringi ku terbang menuju pelangi seperti tetesan embun dalam versi berwarna.. indah..sangatlah indah. kilaunya tautkan hatiku sahabatku bahagia dalam diamnya menyembunyikan
Selengkapnya