Category: Sajak

Kata orang, hidupku tertataKata orang, aku hebatKata orang, pekerjaanku idamanKata orang, aku beruntung Wah iya prosesnyaWah iya kelihatannyaWah iya kenyatannyaWah iya bingkainya Lihat itu! Seorang

Selengkapnya

Wangi khas teh melati seraiAroma pisang bertabur kayu manisObrolan seputar kerja dari gedung sunyiDan kecoa yang membuyarkan tawa gadis Tampak gagah dan banyak bicaraIa tahu

Selengkapnya

Mereka menyebutmu “menakutkan”Tapi, aku menyangkalnyaSampai saat itu berani ku bisikkanTentang trauma apa selama hidupnya? Sebetulnya Tuhan telah memelukmu lewat tangan ituDia mencoba menghiburmu tak kenal

Selengkapnya

Di masa sekolah, kita dituntut berprestasi Menjadi yang terbaik dengan segudang ekspektasi Pun di usia dewasa, Setiap orang berlomba-lomba Yang lama-lama melelahkan juga memuakkan Semua

Selengkapnya

Seperti bukit itu sebagai pengingat Selama pelukan yang hangatTerasa begitu dekat dalam pagi yang pekat Terikat dalam bilik kayu yang bersekatMemendam dendam yang temaram Semuanya

Selengkapnya

Bagaimana Jika? Jika ada penerimaan pasti ada penolakanJika ada perkenalan pasti ada perpisahanJika ada perdamaian pasti ada peperanganJika ada kelahiran pasti ada kematian Sudah sejatinya

Selengkapnya

Puan, saya dirayakan di ujung jurangApapun ia berikan, sejalan dengan ego dan amarahnyaTapi tidak selalu, meski berulangSering, namun ujungnya berakhir dengan bahagia Kadang saya merasa

Selengkapnya

Betapa menakutkannya bertemu denganmu hai manusiakuSosok dengan rasa yang tetap ada, namun tak lagi mau memilikikuSakitnya karena pada akhirnya kisah inimenjadi asing, untukmu dan untukkuSampai

Selengkapnya

Dua kursi merah tertata apik berhadapanDi ujung sana kapal tongkang siap berlayarMereka berdua bahagia saling tertawan Pagi itu terasa matahari enggan berbinarKatanya “aku akan menjual

Selengkapnya